One's destination is not a place, but a new way of seeing things.
-Henry Miller-

Selasa, 21 April 2015

Bandung, antara Impian dan Realita

Bandung, antara Impian dan Realita

Alhamdulillah, saya pernah diberi kesempatan magang di Lembaga Elektronika Negara (LEN) Bandung selama 8 bulan. Yoiii, Banduuung, kota paling gaul, ahahhaa :D. Buka kartu nih, jadi tuh saya waktu SMA ngefans banget sama kota Bandung gara2 ada ITB, sempet daftar USMnya sayangnya ga ketrima pilihan pertama, haha :D

Proses magang di LEN nya pun aneh bin ajaib, bermula dari habis tes GRE di Jakarta lanjut nemenin teman ke Bandung buat minta rekomendasi. Nginapnya dimana lagi kalau bukan di kosan Arinata Fatchun Ilmiawan (fatchun) à padahal baru aja kenal, bener2 ga tau malu y saya :D Kebetulan banget si fatchun habis ambil GRE n mau kuliah di luar, jadi yang diobrolin klop banget lah. Mulai sharing tips n trik soal admission sampai ke gimana ngisi waktu dari daftar sampai masuk kuliah. Kalau si fatchun caranya ngisi waktu dengan kerja di LEN (Lembaga Elektronika Negara), selain dapat gaji dapat ilmu juga. Baiknya si fatchun, karena tahu saya masih pengangguran dia nawarin magang di LEN. Karena memang bingung ga ngapa2in, saya pun ngangguk2. Di kepala dah kebayang runtutan proses seleksi yang ribet dan rumit, eh ga taunya si fatchun cuma minta CV doing n sim salabim, 15 menit setelah CV diterima dia blg besok suruh wawancara sama kepala divisi power electronics LEN, hahaha cepet eee rek :D

Kerja di LEN jauh banget dari anggapan saya yang identik dengan suasana kaku n ngebosenin. Beda banget, kerja di LEN sangat fleksibel n sering banget di tengah jam kerja main – main ke cubicle orang cuma buat ngobrol ngalor ngidul ga jelas, haha. Bahkan, kepala divisi power electronicsnya, Pak Husnan memperbolehkan saya buat ambil libur beberapa hari (minggu si tepatnya) buat daftar2 beasiswa. Ya mungkin karena kerjaannya di bidang research n development ya, jadi ga se kaku bagian produksi. Kerjaan saya di LEN adalah simulasi kendali motor induksi buat monorail and under supervision from …. tebak siapa? …Fatchun :D. Sayangnya karena memang bukan my area of expertise n ada beberapa kegiatan, tugas yang di assign ke saya ga selesai. Suram banget yak :D. Anyway, buat anak elektro yang senang soal elektronika atau mau persiapan buat kuliah di luar, cocok banget kalau mau magang di LEN. Ilmu dapat, uang saku juga :D  

Kerjaan di LEN : naik gunung Ciremai n main ke tempat Mas Ligar :D

Beruntung banget selama di Bandung saya tinggal di kontrakan bata merah bareng geng Malang (Fatchun, Per, Wega, Aul, Ahmed, sama mas Widi). Jadi geng Malang ini ternyata 1 SMA n dah mulai tinggal bareng dari lama banget, jadi ya dah pada akrab n suasananya homy banget (beda banget sama persepsi orang soal living in Bandung yg individualistic). Selain homy banget, tinggal bareng geng bata merah juga banyak manfaatnya. Banyak banget pelajaran hidup yang saya dapat, mulai dari belajar kontrol diri, hidup hemat, sampai ke cewek (haha).
Seru2an bareng geng Batubata

Hal yang paling berkesan selama di Bandung tu, how to adapt your lifestyle. Jujur adat istiadat orang Salatiga n Bandung tu beda banget. Saya pernah kena semprot ibu2 yang kepala anaknya saya elus2 (padahal kalau di Salatiga malah bangga itu Ibu2 J). Financial planning juga dapat banget pelajarannya, kebetulan uang saku selama magang itu ga sebesar waktu masih bantu2 dosen di kampus; ditambah barang2 di Bandung itu mahal2, jadinya magang di Bandung ga untung malah buntung, haha. Tapi ya tetep, harus bersyukur karena pengalaman lebih berharga daripada yang lain.

The day that I get part with DOTA

The day that I get part with DOTA

Bagi yang lagi sial ngebaca artikel ini, haha maaf deh. Bukan maksud mau memenuhi internet -yang dah penuh dengan sampah- dengan sampah lagi tapi mau gimana lagi, masa event monumental ini ga di abadikan dengan tulisan?

Siapa sih yang ga kenal DOTA? At least, kalau dengar aja pasti dah pada pernah ya. Yups, coupled with PES, dua game ini adalah sumber maksiat buat mahasiswa, dari yang nilai ancur, sampai lulus molor. Mulai dari coba2, ketagihan, ketemu temen satu komunitas, sampai fase addicted. Sebelas dua belas dengan porn lah (bukan berarti saya porn addict lho, nyimpulin aja dari artikel ini ini).

Saya mulai main DOTA dari jaman SMA, pertamax diajak sama Caesar waktu jaman DOTA masih cupu banget, grafik masih jelek sampai sekarang ada DOTA 2 dengan grafik yang sangat menggiurkan. Dalam perjalanannya dapat geng main macem : Wicak, Runtut, Kris, Joko, Argy, Us, dll yang tiap malam waktu semester 1-3 kerjaannya nginap di gamecenter n nantangin tim UGM yang lain. Pernah juga juara lomba dota satu jurusan 3 semester berturut2.




Dari jaman rylai kek tante2 sampai rylai jadi unyu2 :D

DOTA itu permainannya simple, cepat2an ngancurin markas lawan.  Yang bikin nagih itu yang mainin, bayangin ada 108 hero (dah kek suikoden aja nih game) yang punya 4-6 macam skill, berapa banyak kombinasi yang bisa dimainin di 1 game? Alasan ilmiah addicted to DOTA si itu, tapi kalau dipikir2 alasan sebenarnya sih ya gara2 ga ada kerjaan lain.

Udah tau cuma buat ngisi waktu, kenapa ga cari aktivitas lain yang lebih berguna? Good question, the answer is teori keberpihakan (asal bkin teori), jika seseorang sudah merasa nyaman dengan lingkungannya, yakinlah ga bakal orang itu keluar2 unless ada motivasi kuat. Ajakan main bareng geng2 DOTA tiap weekend itu irresistible banget, toh kuliah juga lancar2 aja. Gitu pikiran saya sampai motivasi kuat itu timbul.

Apasih motivasi kuat nya? Sempat nge fans sama 1 cewek n gara2 1 cewek itu pengin berubah: jadi rajin, ganteng (koreksi, sudah ganteng dari dulu), memesona, n pengin diidentifikasi sbg mahasiswa akademisi (ikutan proyek dosen lah, jadi asdos, asprak, dll). Auuu, cu cwiit. Sayang, motivasi itu ga bertahan lama. Ketemu ceweknya n ternyata kenyataan ga seindah harapan, semacam ditolak lah sama cewek impian saya, haha. Akhirnya balik lagi ke DOTA sampai tulisan ini dibuat.

Menurut saya point penting buat yang mau berhenti main DOTA itu motivasi. N pastikan klo motivasi itu harus dari diri kamu sendiri, n pastiin bukan gara2 cewek (kalau ga mau kejadian kek saya). Untuk saya sih motivasi itu adalah rasa malu. Kebetulan banget, Yang Diatas masih sayang sama saya, jadinya saya dipaparkan ke lingkungan yang super keren. Pertama 1 kosan sama geng batubata (artikelnya bisa diliat disini) yang kedua waktu seleksi BPRI (klik ini). Disitu saya bener2 merasa cuma jadi remah2 rengginang.  Gila!!! Keren2 semua anak2nya, yg geng batubata rata2 dah punya roadmap jelas dihidup mereka, yg teman2 BPRI jangan tanya lagi, lha wong geng pilihan beasiswa LPDP (sampai sekarang bingung kok bisa keterima).

For closing statement : semoga artikel ga jelas bin geje ini ga ada yang baca (maluuu cuy).

Anyway, this Wednesday, April 22th mark a new day for me, a day when I part with DOTA. Bye bye DOTA :D    



Jumat, 05 Juli 2013

Wonderful Life (part 2)

The question is : HOW IT CAN BE SOLVED (pararelly)???

Of course priorities and clear understanding about the problem are needed in here, BUT friends is the most needed one :D.

So, I contacted all of my relatives and here is the result :
  1. Reliability design of Kulon Progo Airport : solved with the help from Pak Nengah (protection and reliability guru in EE UGM; glad to have his guidance J )
  2. Electricity roadmap DIY : helped by 2011 student (thanks Titis :D )
  3. Electricity policy DIY : also helped by 2011 student  (thanks Fachri :D )
So it leave me to the papers; workshop; and interview. The papers is the most priorities in here due to the ICITEE event held in UGM. But doing 3 papers pararelly is just a suicidal mission. None of them are completed :v.

Here is the percentage completion of the papers in June 24th (the due date of submission) :
  1. Impact of Neutral Wire Absence in KBL-5 and KBL-6 : 90% completed --> would be submitted to another event
  2. Modal Optimal Control for UPFC using PSO : 100% (sadly, it was not accepted by my supervisor because it is similiar with the last paper, T.T)
  3. FACTS controlling using Genetic Algorithm : 70% (can’t be completed because suddenly my supervisor told me to change the paper’s theme, -.- )


Well, I think that the papers stuff is a litte (very) boring to you, so let’s move to the cool part.

It was  June 28th friday afternoon when my uncle said that he would pick me up at 5 to see Ramayana Ballet. I am still doing the reability design and looks like that it was impossible. I contacted Nizar to help me made the presentation and it was still impossible to finish it before 5 (the progress is about 90%).  So here is the thing that I do : I create the key point and Nizar made the sentence, and not only that, he also sent the presentation in behalf of me using my email. 
Saya yakin cm saya yg ndak mandi + sandal jepitan pas nonton ramayana ballet :v 

By the way, I recommend you to see Ramayana Ballet, the stage is great, the lighting is awesome, the ballet is majestic, certainly worth every penny J

So, what's next? The IPA workshop and interview :D

The interview is held in Monday in Cikarang KKO building at 10.00 AM, it was too risky going there in Sunday (traffic jam and fatigue issue) and I'm not too crazy to let go the chance attending IPA workshop.
To add the gregetness (wtf :p) of the situation : all train and busses are full booked for saturday night and sunday morning. I also haven’t prepared  for the interview clothes. Pak Sarjiya also ask me to revise the small part of the presentation. HAHAHAHA.

So here is the solution : I am absent from the first IPA session, editing the PPT,  buying some clothes and preparing the things, then attend the 2nd session at 01.20 (late for 20 minutes), and at 5 taking the travel to Depok (thank God, there is still available travel). Btw you won’t believe that eventhough I dont attend studium generale and late for the 2nd session, I was still selected to represent my group to present the result of discussion in front of IPA delegation and a total of 250 participant :v. A chance hard to resist, but logic must takes its role. Politely refuse the chance because travel came at 5.

When I realized  all the things that i've done;  my feeling was like :




THAT FEELING IS AWESOME!!!

Kamis, 27 Juni 2013

Wonderful Life (part 1)

The story itself began at June 26th. I was in the middle of doing some, well let’s say : a project; when my phone ringing suddenly. The voice in the spoke calmly yet very clearly: “Rian we schedule you an interview for wireline user in Monday at Cilandak KKO Building.” Oookay, at first I was like jumping for joy; but wait, monday? 
The very moment before my phone rang, I was browsing internet and looks like I was accepted as participant of IPA (Indonesian Petroleum Ascossiation) in the next saturday.

One day before that, I was asked to make a presentation about reliability design for the new airport in Kulon Progo, and the due date is 27th.

3 days before that, I was asked to make academic draft report for electricity policy in DIY.

And one week before that I was asked to make electricity roadmap planning for DIY 2013 – 2017.

Dont you think it's over, in that week (it means one week before the phone rang) my lecturer asked to write some  papers (YES, some papers not just a paper but 3 papers) :D

The sum up of all my feeling right now is this meme :
021.jpg
Well, okay Sir....

What a wonderful life I have :) #breathe deeply

-TO BE CONTINUED-

Rabu, 01 Mei 2013

Latex oh latex

Latex? Oh, ndak, ndak, sama sekali ndak. Saya ndak lagi ngomongin kondom (ya, hampir sebagian besar kondom itu dibikin dari latex). Yang mau saya omongin itu latex  word processing yang tenar buat standar penulisan paper atau karya ilmiah lain itu lho. 

Perjumpaan pertama saya dengan latex kira2 setahun yang lalu, ketika saya n hatta (teman, red) disuruh nulis paper untuk disubmit ke elsevier. Oiya, sebelumnya di tempat kuliah saya memang sejak sem 1 dah dikasi tau Pak Eka (dosen metopen) kalau latex itu pusakanya orang nulis paper.


Long story short, ceritanya mau clbk dengan latex nih, kalau dulu yg penting jadi papernya (ga paham latexnya), sekarang harus paham latex sepaham2nya :). Apalagi kalau bukan karena master Yohan yg mau ngajarin. Hahaha, memang teman saya yang satu itu suuuuuper sekali, hail to master Yohan :).

Ringkasan thesis pokoknya harus pakai Latex!


Kita ndak lagi ngomongin yg ini lho :p
Latex yg bener :D

Jumat, 14 Desember 2012

Wisuda @ puncak garuda

Ini sebenarnya cerita lama sih (sekitar 4 bulan lalu), dan agak malu-maluin kalau di ceritain, tapi gpp lah. Jadi ceritanya gini, kebetulan saya di wisuda sekitar pertengahan agustus, nah awal agustus sudah dapat toga dkk dan balikinnya akhir agustus. Iseng mau dibuat apa toganya (kalau teman2 lain si buat foto bareng pasangannya, nah kalau saya kan ga punya T.T), akirnya timbul ide gmana kalau wisuda di puncak garuda (agak arogan sih kalau dipikir, hahaha :p). Kenapa Merapi? Maunya si di wisuda di merbabu (secara anak salatiga gt :D ), tapi karena masih ada tangungan soal kawat netral ya cari yang bisa sehari semalam doang. Setelah minta ijin dari pak nengah - pak sarjiya – mas yusuf saya ditemani mas didit berangkat ke new selo. Sampai di base camp sekitar jam set 12, kami istirahat dulu sembari cek ulang kelengkapan. 


AAARRRGGGH, lupa bawa sleeping bag T.T, (ah, bodohnya). Mau balik dah ga sempet, mau pinjem juga ga mungkin (kalau ketahuan ga bawa pasti ga boleh naik), ah masa bodo, yg penting wisuda @puncak garuda harus tetap jalan. Hahhaha. Mulai naik sekitar jam set 3.



Kebetulan saya belum pernah naik ke merapi, jadi ndak tahu gmana kondisinya. Ooo, ternyata oh ternyata jalurnya full debu sama pasir (saya sarankan kalau mau naik merapi bawa masker juga). Dari selo, jalur ke puncaknya ada 2, kartini sama alternatif, kami lewat jalur kartini (kata mas didit lebih bagus si).  Alhamdulillah kami sampai di pasar bubrah sekitar j set 7 (setelah sempat tersesat karena ada kabut tebal). Oke, setelah bikin tenda + masak kami pun tidur (sembari berdoa semoga besok cerah). Oiy, karena saya ga bawa sb, sbnya mas didit di jadiin selimut ja, hahaha.


Sekitar jam set 5 kmi sudah bangun sambil nunggin sunrise, dingiiiiin. Sekar jam 5-an matahari mulai muncul, subhanallah indahnya. Setelah puas foto – foto kami lanjut bikin sarapan buat tambahan energi ke puncak. Perjalanan ke puncak lumayan susah karena kombinasi full pasir dan kerikil, kalau ga hati – hati bisa terjatuh. Setengah jam ndaki, akhirnya kami sampai ke puncak. Di puncak merapi sendiri ada kawah (dan lmyn angker katanya, dah beberapa oran terjatuh ke kawah karena pengin liat lebih dekat, emamg bagus si kawahnya). Oke, saatnya foto wisudaaaa, hahaa. Setelah motoin saya mas didit lanjut ke puncak garuda. Nah, saya mikir2, jalurnya itu lho curam banget (setelah erupsi), naik ndak ya. Akhirnya tas saya titipin dan coba naik, segala cara dilakuin mulai dari merangkak-rangkak sampai ndepel2 (apa ya bahasa indonesianya,pokoknya badan itu di pepetin ke dinding). Akhirnya sampai juga di puncak Garuda, yeaaaaaaaaaaaaaah. Puas sekali bisa sampai puncak Garuda, hehehe. Setelah puas liat viewnya kami pun turun. Perjalanan turun sendiri lumayan cepat, 2 jam kurang dikit, sampai di base camp sekitar jam 12. Istirahat + mandi bentar kami lanjut ke jogja J.
Sunrise @merapi
Long way to go :)
Ngos2an sampai puncak
F##k yeaaah,  wisuda @merapi
Pemandangan dari puncak

Puncak Garuda

Puncak garuda dari jauh

In Memoriam

Pemandangan Lereng Merapi


Sabtu, 01 Desember 2012

Trip to Lawu via Candi Cetho

Saya bosan, bosan. Bosan kuadrat dengan rutinitas sehari2 yang cuma itu2 aja :). Tiba2 ide gila terlintas di pikiran saya. Pergi ke stasiun, beli karcis kereta, rutenya model kocokan atau pilih sambil tutup mata (berharap dpt bdg atau malang), nikmati perjalanan, esoknya dah tiba di daerah baru. Segar, menyenangkan.

Belum sempat melamun lebih jauh, ada sms masuk. "Mas, mau naik lawu ndak besok?" Gotcha!!! Mantap, selain emang butuh refreshing, belum pernah naik lawu e. Tanpa banyak ba bi bu, lgsg sms mas yusuf, minta ijin 2 hari buat ke lawu. Ok, ijin didapat, asal lap kelar lanjut siap2. Googling bentar ttg lawu kok katanya gunung mudah di daki ya + banyak warung di tiap pos. Yasudah ndak perlu bwa persediaan macam2 klo gitu. Singkat cerita kami dh pada kumpul buat briefing terakhir di lowerground jteti, waduh kok banyak banget pesertanya, dan rata2 anak 2011 (jadi berasa tua deh :p). Kita otw ke lawu via karanganyar.

Kami sampai di Lawu Rabu malam, pas 1 Suronya, jadi pas rame – rame nya turun (hahaha,sial gara2 rame yang ndaki bikin gantungan kuncinya habis  T.T). Oiya sekedar informasi, terdapat tiga jalur pendakian (yang saya ketahui) lewat Jateng, Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, dan Candi Cetho. Nah nasihat buat temen2 si, sebaiknya di konfirmasikan dulu sama team leader mau naik lewat jalur mana. Saya kira lewat cemoro sewu atau cemoro kandang eeeh ternyata lewat candi cetho, rute cemoro sewu dan cemoro kandang relatif mudah dan di tiap pos ada warungnya (kalau menurut penduduk lokal, 2 rute tersebut merupakan rute wisata), sementara candi cetho selain medannya lmyn, juga tidak terdapat warung (lha ya iya, mana ada warung di gunung, hahaha). Bonusnya kalau kita lewat candi cetho, kita bisa lihat candi cetho sama saraswati. Candi cetho sendiri terdapat 5 pos, pos 1 dan 2 masih bagus vegetasinya (tapi bikin licin kalau hujan @_@), pos 3 – 4 berupa hutan mati (sekedar informasi sebulan kemarin rute lewat candi cetho kebakar), pos 5 berupa sabana + bukit teletubbies, seletah pos 5 kita bakal nemuin hargo dalem (makam dari Brawijaya alias sunan lawu), dan puncaknya hargo dumillah. Nah di hargo dalem ini, kita bisa nemuin warun mbok yem yang legendaris,katanya si belum afdol kalau naik ke lawu belum nyobain pecelnya mbok yem, sayangnya kemarin Cuma kebagian sotonya saja, pecelnya belum matang T.T, hahaha.
Ada cerita menarik dari Gunung Lawu, alhamdulillah dari pos 1 – 3 saya tidak bermasalah, nah mulai dari pos 4 – pos 5 tiba – tiba tenaga saya hilang ditambah lagi hujan mulai turun dari pos 4. Terus terang saya takut sekali karena sepanjang naik belum pernah terjadi spt ini. Sambil baca doa sebisanya, saya tetap jalan dan akhirnya bisa nyusul rombongan. Setelah bikin tenda sama api unggun, kami langsung tidur, sebelum tidur saya berdoa semoga besoknya lancar dan tidak terjadi apa2. Ah, tampaknya doa tersebut belum dikabulkan J, waktu naik ke puncak tiba – tiba tenaga saya seperti terkuras (posisi sudah sarapan), ndak tahu kenapa kok rasanya susah sekali,akhirnya sambil berdoa akhirnya saya bisa sampai di puncak. Nah,anehnya waktu mau turun, alhamdulillah ga terjadi kejadian aneh spt itu lagi bahkan rasanya badan sangat bugar. Mistik atau ndak wallahu a’lam, semoga teman – teman ndak mengalami kejadian yang saya alami J.

Berikut dokumentasi trip ke lawunya

Foto Dulu di depan candi 

Pos 2

Yoyoyoi puncaaaak

Tepar mulai pos 4-5

Waktu masih segar