One's destination is not a place, but a new way of seeing things.
-Henry Miller-

Jumat, 14 Desember 2012

Wisuda @ puncak garuda

Ini sebenarnya cerita lama sih (sekitar 4 bulan lalu), dan agak malu-maluin kalau di ceritain, tapi gpp lah. Jadi ceritanya gini, kebetulan saya di wisuda sekitar pertengahan agustus, nah awal agustus sudah dapat toga dkk dan balikinnya akhir agustus. Iseng mau dibuat apa toganya (kalau teman2 lain si buat foto bareng pasangannya, nah kalau saya kan ga punya T.T), akirnya timbul ide gmana kalau wisuda di puncak garuda (agak arogan sih kalau dipikir, hahaha :p). Kenapa Merapi? Maunya si di wisuda di merbabu (secara anak salatiga gt :D ), tapi karena masih ada tangungan soal kawat netral ya cari yang bisa sehari semalam doang. Setelah minta ijin dari pak nengah - pak sarjiya – mas yusuf saya ditemani mas didit berangkat ke new selo. Sampai di base camp sekitar jam set 12, kami istirahat dulu sembari cek ulang kelengkapan. 


AAARRRGGGH, lupa bawa sleeping bag T.T, (ah, bodohnya). Mau balik dah ga sempet, mau pinjem juga ga mungkin (kalau ketahuan ga bawa pasti ga boleh naik), ah masa bodo, yg penting wisuda @puncak garuda harus tetap jalan. Hahhaha. Mulai naik sekitar jam set 3.



Kebetulan saya belum pernah naik ke merapi, jadi ndak tahu gmana kondisinya. Ooo, ternyata oh ternyata jalurnya full debu sama pasir (saya sarankan kalau mau naik merapi bawa masker juga). Dari selo, jalur ke puncaknya ada 2, kartini sama alternatif, kami lewat jalur kartini (kata mas didit lebih bagus si).  Alhamdulillah kami sampai di pasar bubrah sekitar j set 7 (setelah sempat tersesat karena ada kabut tebal). Oke, setelah bikin tenda + masak kami pun tidur (sembari berdoa semoga besok cerah). Oiy, karena saya ga bawa sb, sbnya mas didit di jadiin selimut ja, hahaha.


Sekitar jam set 5 kmi sudah bangun sambil nunggin sunrise, dingiiiiin. Sekar jam 5-an matahari mulai muncul, subhanallah indahnya. Setelah puas foto – foto kami lanjut bikin sarapan buat tambahan energi ke puncak. Perjalanan ke puncak lumayan susah karena kombinasi full pasir dan kerikil, kalau ga hati – hati bisa terjatuh. Setengah jam ndaki, akhirnya kami sampai ke puncak. Di puncak merapi sendiri ada kawah (dan lmyn angker katanya, dah beberapa oran terjatuh ke kawah karena pengin liat lebih dekat, emamg bagus si kawahnya). Oke, saatnya foto wisudaaaa, hahaa. Setelah motoin saya mas didit lanjut ke puncak garuda. Nah, saya mikir2, jalurnya itu lho curam banget (setelah erupsi), naik ndak ya. Akhirnya tas saya titipin dan coba naik, segala cara dilakuin mulai dari merangkak-rangkak sampai ndepel2 (apa ya bahasa indonesianya,pokoknya badan itu di pepetin ke dinding). Akhirnya sampai juga di puncak Garuda, yeaaaaaaaaaaaaaah. Puas sekali bisa sampai puncak Garuda, hehehe. Setelah puas liat viewnya kami pun turun. Perjalanan turun sendiri lumayan cepat, 2 jam kurang dikit, sampai di base camp sekitar jam 12. Istirahat + mandi bentar kami lanjut ke jogja J.
Sunrise @merapi
Long way to go :)
Ngos2an sampai puncak
F##k yeaaah,  wisuda @merapi
Pemandangan dari puncak

Puncak Garuda

Puncak garuda dari jauh

In Memoriam

Pemandangan Lereng Merapi


Sabtu, 01 Desember 2012

Trip to Lawu via Candi Cetho

Saya bosan, bosan. Bosan kuadrat dengan rutinitas sehari2 yang cuma itu2 aja :). Tiba2 ide gila terlintas di pikiran saya. Pergi ke stasiun, beli karcis kereta, rutenya model kocokan atau pilih sambil tutup mata (berharap dpt bdg atau malang), nikmati perjalanan, esoknya dah tiba di daerah baru. Segar, menyenangkan.

Belum sempat melamun lebih jauh, ada sms masuk. "Mas, mau naik lawu ndak besok?" Gotcha!!! Mantap, selain emang butuh refreshing, belum pernah naik lawu e. Tanpa banyak ba bi bu, lgsg sms mas yusuf, minta ijin 2 hari buat ke lawu. Ok, ijin didapat, asal lap kelar lanjut siap2. Googling bentar ttg lawu kok katanya gunung mudah di daki ya + banyak warung di tiap pos. Yasudah ndak perlu bwa persediaan macam2 klo gitu. Singkat cerita kami dh pada kumpul buat briefing terakhir di lowerground jteti, waduh kok banyak banget pesertanya, dan rata2 anak 2011 (jadi berasa tua deh :p). Kita otw ke lawu via karanganyar.

Kami sampai di Lawu Rabu malam, pas 1 Suronya, jadi pas rame – rame nya turun (hahaha,sial gara2 rame yang ndaki bikin gantungan kuncinya habis  T.T). Oiya sekedar informasi, terdapat tiga jalur pendakian (yang saya ketahui) lewat Jateng, Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, dan Candi Cetho. Nah nasihat buat temen2 si, sebaiknya di konfirmasikan dulu sama team leader mau naik lewat jalur mana. Saya kira lewat cemoro sewu atau cemoro kandang eeeh ternyata lewat candi cetho, rute cemoro sewu dan cemoro kandang relatif mudah dan di tiap pos ada warungnya (kalau menurut penduduk lokal, 2 rute tersebut merupakan rute wisata), sementara candi cetho selain medannya lmyn, juga tidak terdapat warung (lha ya iya, mana ada warung di gunung, hahaha). Bonusnya kalau kita lewat candi cetho, kita bisa lihat candi cetho sama saraswati. Candi cetho sendiri terdapat 5 pos, pos 1 dan 2 masih bagus vegetasinya (tapi bikin licin kalau hujan @_@), pos 3 – 4 berupa hutan mati (sekedar informasi sebulan kemarin rute lewat candi cetho kebakar), pos 5 berupa sabana + bukit teletubbies, seletah pos 5 kita bakal nemuin hargo dalem (makam dari Brawijaya alias sunan lawu), dan puncaknya hargo dumillah. Nah di hargo dalem ini, kita bisa nemuin warun mbok yem yang legendaris,katanya si belum afdol kalau naik ke lawu belum nyobain pecelnya mbok yem, sayangnya kemarin Cuma kebagian sotonya saja, pecelnya belum matang T.T, hahaha.
Ada cerita menarik dari Gunung Lawu, alhamdulillah dari pos 1 – 3 saya tidak bermasalah, nah mulai dari pos 4 – pos 5 tiba – tiba tenaga saya hilang ditambah lagi hujan mulai turun dari pos 4. Terus terang saya takut sekali karena sepanjang naik belum pernah terjadi spt ini. Sambil baca doa sebisanya, saya tetap jalan dan akhirnya bisa nyusul rombongan. Setelah bikin tenda sama api unggun, kami langsung tidur, sebelum tidur saya berdoa semoga besoknya lancar dan tidak terjadi apa2. Ah, tampaknya doa tersebut belum dikabulkan J, waktu naik ke puncak tiba – tiba tenaga saya seperti terkuras (posisi sudah sarapan), ndak tahu kenapa kok rasanya susah sekali,akhirnya sambil berdoa akhirnya saya bisa sampai di puncak. Nah,anehnya waktu mau turun, alhamdulillah ga terjadi kejadian aneh spt itu lagi bahkan rasanya badan sangat bugar. Mistik atau ndak wallahu a’lam, semoga teman – teman ndak mengalami kejadian yang saya alami J.

Berikut dokumentasi trip ke lawunya

Foto Dulu di depan candi 

Pos 2

Yoyoyoi puncaaaak

Tepar mulai pos 4-5

Waktu masih segar